Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Duka Idul Fitri di Palestina

Selasa, 15 April 2025



Oleh: Tri S, S.Si

Apa yang terpintas di benak kita ketika ditanya tentang Idul Fitri? Kebanyakan pasti menjawab dengan jawaban template, seperti salat id, baju baru, makan ketupat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban tersebut jelas menggambarkan Idul Fitri menjadi hari kemenangan dimana keluarga berkumpul dengan suka cita. Sayangnya, hal tersebut tidak dirasakan saudara-saudara muslim kita di Gaza, Palestina.


Dilansir dari laman tempo.co (30/03/2025), militer Israel menyerang kamp pengungsi Khan Younis di Gaza selatan dan kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara secara serentak. Sedikitnya sembilan warga Palestina di Gaza meregang nyawa, bahkan lima di antaranya adalah anak-anak. 

Serangan ini terjadi pada hari raya Idul Fitri, yaitu Ahad, 30 Maret 2025. Tak tanggung-tanggung, militer Israel mengirimkan rudal atau bomnya saat kaum muslimin di Gaza tengah menggelar salat id. Adapun lebih dari 900 warga Palestina di Gaza kehilangan nyawa akibat serangan Israel sejak melanggar gencatan senjata dengan Hamas dalam 11 hari terakhir Ramadan ini.

Di sisi lain, ada pemandangan yang tak kalah menyesakkan dada terkait persoalan Palestina ini. Kamp pengungsi Wihdat di Yordania telah dihuni kurang lebih 900.000 pengungsi warga Palestina, seperti yang dilansir dari laman metrotvnews.com (30/03/2025). Adapun luas wilayahnya hanya 4 km persegi. 

Usut punya usut, kawasan ini dibangun pertama kali sekitar tahun 1965 saat perang Arab-Israel. Sejauh ini, terdapat 48.000 pengungsi baru sejak konflik memanas pada Oktober 2023. Mereka memilih bertahan di tempat pengungsian yang tak layak tersebut lantaran sudah tidak memiliki tempat tinggal di Nuseirat, Gaza, Palestina.

Salah seorang pengungsi, Mahdi mengatakan mereka telah melihat siaran televisi dan media bahwasanya sudah tidak ada lagi tempat tinggal yang aman di Gaza. Puing-puing yang berserakan menjadi saksi bisu kebiadaban tentara Israel. Namun demikian, ia tetap bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang masih memberinya keselamatan dan kesempatan hidup.

Meski berada di luar wilayah Gaza, para pengungsi Palestina ini mengaku menjalani hidup yang sulit. Tempat tinggal yang jauh dari kata layak, dan adanya larangan bekerja, serta bergantung hidup pada donasi saja menjadikan beban baru bagi warga Palestina di kamp pengungsi Wihdat, Yordania ini.


Idul Fitri yang seharusnya diisi dengan suka cita karena berhasil menjalankan ibadah di bulan suci Ramadan, nyatanya tidak ditemui warga Gaza, Palestina. Alih-alih merasakan kemenangan, sebaliknya malah kemalangan yang didapat. Seperti yang kita ketahui, warga Gaza harus berhadapan dengan tentara Zionis Yahudi Israel, penjajah yang kejam dan semakin brutal. Mereka tak mengenal belas kasihan saat mengusir muslim Palestina dari tanah kelahiran mereka, hingga puluhan ribu warga meregang nyawa dengan kondisi yang tak wajar.

Miris, banyak perempuan, anak-anak dan lansia (lanjut usia) menjadi korban kebrutalan genosida oleh Israel. Semakin memburuknya kondisi Palestina hari ini tentu sangat memprihatinkan. Umat Islam jauh dari kesejahteraan, bahkan semakin terjepit dan sengsara.  

Lantas, apa yang sebenarnya terjadi? Kondisi buruk ini akhirnya membuka mata dan hati kita sebagai manusia bahwa sistem kehidupan hari ini sangat tidak adil. Kerusakan terjadi dimana-dimana karena manusia dengan sombongnya membuat aturan hidup sendiri. Adapun sistem kapitalisme sekuler yang jelas memisahkan agama dari kehidupan nyatanya sudah diambang kehancuran. Hal ini tak lain karena kedaulatan untuk membuat aturan tidak diberikan kepada zat Yang Maha Esa, yaitu Allah subhanahu wa ta’ala.



Dalam situasi yang genting saat ini, umat seharusnya terdorong untuk mencari alternatif sistem yang lain.  Adapun sistem terbaik yang pernah ada di dunia, yakni sistem Islam. Jika dilihat dari sisi keimanan, Islam adalah sistem yang sahih dari Allah subhanahu wa ta’ala.  Kemudian, dari sisi sejarah, Islam telah terbukti pernah diterapkan kurang lebih 14 abad lamanya, dan kesejahteraan umat terwujud. Dengan Islam, peradaban yang gemilang dengan kemajuannya yang luar biasa dapat hadir di tengah-tengah umat.

Satu hal yang harus kita yakini, ketika kondisi umat hari ini semakin gelap bak malam hari, maka tak menutup kemungkinan fajar kemenangan Islam akan segera menyingsing. Hanya dengan Islam, kaum muslimin mendapat kebahagiaan hakikinya. Sebagai contoh, segala aktifitasnya ditujukan hanya untuk meraih rida Allah subhanahu wa ta’ala dengan hukum syarak yang terjaga dengan baik. 

Dengan demikian, umat harus berjuang untuk menegakkan sistem Islam ini, yakni khilafah ala minhajin nubuwwah atau Khilafah seperti zaman kenabian. Khilafah akan menjadi pelindung hakiki umat Islam seluruhnya dengan penerapan syariat Islam secara kafah (menyeluruh).

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ”Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu perisai yang (orang-orang) akan berperang mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya.” (HR Muttafaqun ’Alayh).

Dalam persoalan genosida muslim Palestina yang dilakukan Zionis Yahudi Israel ini, seorang khalifah tentu akan mengirimkan pasukan-pasukannya untuk memerangi dan mengusir para penjajah. Dengan kekuatan akidah islamiah dan strategi perang yang cerdas, pasukan kaum muslimin dapat memenangkan peperangan, dan kelak akan kembali membebaskan Baitul Maqdis.

Sejalan dengan itu, maka harus ada jamaah dakwah yang membangun kesadaran umat. Mereka bersama dengan umat akan berjuang menegakkan Khilafah untuk menciptakan kembali kehidupan Islam. Oleh karenanya, perjuangan menegakkan Khilafah harus menjadi agenda utama umat Islam hari ini. Umat harus bahu membahu berjuang menegakkan Khilafah seperti yang pernah dicontohkan Khulafaur Rasyidin.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (TQS. Ali Imran: 104).


Meski Idul Fitri, ternyata tak ada kemenangan untuk Palestina. Oleh karena itu, para pemimpin negeri-negeri muslim hari ini harus bersegera mengirimkan pasukan militernya untuk turut memerangi Zionis Yahudi Israel laknatullah. Kelak ketika Khilafah tegak kembali, barulah kehidupan manusia benar-benar akan berjalan dengan adil dan aman dalam peradaban Islam yang mulia. Dengan demikian, tugas kita saat ini, yakni bersama-sama menyadarkan umat agar bersatu kembali dalam akidah dan khilafah islamiah untuk menerapkan syariat Islam secara kafah.

Wallahu a’lam bishshowab. []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar